Kebahagiaan itu seperti pelangi, tak pernah berada di atas kepala sendiri. Dan Pelangi itu tidak akan indah jika hanya satu warna, kalau langit tidak menangis mana mungkin taman akan tersenyum..

Kamis, 10 September 2015

Ratapan Anak Tiri 11

RATAPAN ANAK TIRI
bagian ke 11
cerita : " GUYON MATON "
Setelah Enny sadar, Hermawan pun langsung memberikan minuman pada kemenakannya itu, sementara isterinya langsung menemui dokter yg merawat untuk memeriksa kembali, setelah di periksa ulang, dokter pun mengizinkan Enny untuk pulang.
Sementara malam itu nenek Meiga dan Purwaningsih serta beberapa pengungsi lainnya sudah menempati rumah baru beratapkan jembatan dan beralaskan kertas dari karton dan berpagar angin, saat itu semua orang sudah tertidur tinggal hanya nenek Meiga dan ningsih yg masih ngobrol, keduanya ngobrol sambil berbaring.

NINGSIH : uhuk..uhuk....uhuk
MEIGA : nina kau sedang sakit sebaiknya kau tidur
NIGSIH : uhuk...uhuk..Nin belum ngantuk nek.
MEIGA : seharian kita berjalan, apa kau tidak capek...?, tidurlah..karena besok kita akan berjalan untuk mencari tempat yang cocok untuk kita...
NINGSIH : nek kenapa kak Enny dan kak Agus tidak ikut bersama kita..?
MEIGA : Enny dan Agus akan datang kemari dan kita berkumpul kembali
NINGSIH : tapi kapan nek ...? ning kangen sama mereka, ning ingin ketemu
MEIGA : kamu yang sabar yah ning..sekarang ayo tidur, nenek udah ngantuk
NINGSIH : nek katanya nenek mau membelikan baju warna putih buat ningsih.
MEIGA : sudah nenek belikan tapi di pakainya nanti saja yah buat lebaran.
NINGSIH : yang bener nek....?
MEIGA : iya..benar..masa sih nenek bohong....nah sekarang kamu tidur dulu yah
Nenek Meiga mengelus elus ningsih sambil menyanyikan lagu nina bobo dan akhirnya Ningsih pun mau memejamkan matanya diapun tertidur.
MEIGA : Ning kau masih terlalu kecil, masa depanmu masih sangat panjang, tidak seharusnya kau berada di tempat ini, kasihan sekali kau nak.
Ningsih sudah tertidur dengan nyenyak sementara nenek Meiga hanya memandangi wajah ningsih dan diapun menangis karena sedih.
Pagi itu nenek Meiga dan beberapa orang sedang berkumpul mengelilingi ningsih, rupanya saat itu ningsih sedang demam tinggi, badannya sangat panas mukanya pucat dan menggigil kedinginan meski saat itu tubuh ningsih sudah diselimuti dengan beberapa kain tapi tetap saja terus menggigil
Rupanya ningsih tak kuat dengan cuaca angin malam di sekitar tempat itu.
akhirnya nenek Meiga dan beberapa warga lainnya ramai2 membawa Ningsih ke puskesmas.
sementara itu dirumah keluarga pak Hermawan kedaan Enny sudah membaik, bahkan saat itu mereka sedang duduk2 diruangan keluarga, pak Hermawan Moh dan isterinya merasa heran dengan ke adaan kemenakannya itu kenapa dia bisa sampai ke Balaraja dalam keadaan seperti itu.
Enny pun menceritakan semua apa yang telah terjadi dengan dirinya dan dengan keluarganya, termasuk kematian ibu dan bapaknya, dan juga tentang dirinya bersama kedua adiknya yg kabur dari rumah, karena takut akan kekejaman ibu tiri hingga dirinya harus berpisah dengan Ningsih dan Agus kedua adiknya.
pak Hermawan sangat sedih mendengar cerita Enny dan isterinya juga menangis
Ke esokan harinya pak Hermawan dan isterinya tak ketinggalan juga Enny, mereka pergi mencari Purwaningsih dan Agus.
====bersambung=====

Tidak ada komentar: