Kebahagiaan itu seperti pelangi, tak pernah berada di atas kepala sendiri. Dan Pelangi itu tidak akan indah jika hanya satu warna, kalau langit tidak menangis mana mungkin taman akan tersenyum..

Kamis, 10 September 2015

Ratapan Anak Tiri 10

RATAPAN ANAK TIRI
bagian ke 10
cerita : " GUYON MATON "
Karena tak tahan menahan kesedihannya Agus pun menangis di tempat itu tanpa ada yg menghiraukannya.
HERU: sudahlah nak jangan menangis terus...!
AGUS : om aku bingung, ayah dan ibuku telah tiada dan kini kedua saudaraku juga telah pergi meninggalkan aku....kemana aku harus mencari mereka..? diamana aku harus tinggal....?
HERU : sudahlah kau ikut saja kerumah om dan tinggal disana

AGUS : terima kasih om...tapi biarlah aku disini saja menunggu kakak dan adikku datang kemari untuk menjemputku..
HERU : mungkin saat ini kedua saudaramu sedang mencari di tempat yg baru, mereka tidak mungkin kemari lagi karena disini sudah tidak ada apa-apa
AGUS : aku bingung om
HERU : sudahlah jangan bingung kau ikut saja...besok kita kita cari mereka
AGUS : bener kah....? om mau membantuku mencari mereka...?
HERU : ya...namamu siapa...?
AGUS : Agus Cahyono om
HERU : Gus... sekarang kita pulang dulu kerumah, besok baru kita cari saudaramu.
AGUS : baik om
Agus pun bangun dari duduknya dan berjalan mengikuti Heru untuk pulang kerumahnya.
Tidak terlalu lama Heru pun sampai dirumahnya, dan langsung turun dari mobilnya.
HERU : ayo.... Gus... sini turun
Agus pun keluar dari mobil dan mereka semuanya masuk kerumah.
Sementara itu Enny yang ada di Balaraja sudah seminggu menjadi gelandangan, untuk mencari kerja pun sangat sulit karena setiap berusaha menawarkan jasa untuk bekerja selalu saja di tolak karena bajunya yang kotor tentu tidak ada yg mau menerimanya sekalipun hanya pencuci piring di warung atau di pedagang kaki lima.
Enny terus berjalan entah kemana dia hanya mengikuti langkah kakinya kemana mengajak pergi pikirannya kosong karena terlalu banyak melamun memikirkan kedua adiknya yang telah satu minggu di tinggalkannya.
Hingga di sebuah gang kawasan perumahan yang tidak terlalu ramai dan hanya satu dua kendaraan saja yang lewat saat itu Enny berjalan di tengah
sementara dari arah lain di sekitar kawasan perumahan itu sebuah kendaraan sedang melaju yang di kendarai oleh sepasang suami isteri, keduanya sedang asik ngobrol mereka berdua adalah Hermawan Moh dan isterinya .
Hermawan Moh terus melajukan kendaraannya sambil ngobrol bersama isterinya, hingga di sebuah tikungan tiba2 keduanya di kejutkan karena ada seorang anak kecil berjalan dari arah depan yang posisinya di tengah jalan.
Hermawan Moh sangat terkejut buru2 dia injak rem sambil banting setir untuk menghindari tabrakan, mobil berhasil di hentikan, namun karena jarak sangat dekat bocah itu pun terserempet body mobil. hingga tubuhnya terputar dan jatuh.
Hermawan dan isterinya keluar dari mobil dan berlari mendekati anak kecil itu,melihat bocah itu pingsan buru-buru Hermawan Moh dan isterinya membawa ke rumah sakit terdekat. Dengan harap cemas keduanya hanya menunggu saja sambil memperhatikan seorang dokter yang sedang memeriksa kondisi kesehatan Enny bocah gelandangan yang ternyata adalah anak dari adiknya sendiri.
dokter : biarkan anak ini istirahat, mari pak kita bicarakan di ruanganku
HERMAWAN : baik dok
dokter yang merawat Enny keluar dari ruangan itu dan di ikuti oleh Hermawan dan isterinya, menuju ruangan sang dokter.
HERMAWAN : bagaimana dengan kondisinya dok, apakah lukanya sangat parah
dokter : tidak...hanya luka ringan saja
HERMAWAN : tapi kenapa dia sampai pingsan dok
dokter : setelah saya periksa ternyata bukan karena benturan dia menjadi pingsan, tapi dia terkena dehidrasi
HERMAWAN : lalu sampai kapan dia harus di rawat disini...?
dokter : itu terserah bapak, bahkan kalau dia sadar, hari ini pun bisa langsung di bawa pulang
HERMAWAN : kalau hanya terkena dehidrasi, biarlah dia ku bawa pulang saja..
dokter : baiklah, tapi kalau dia sadar jangan dulu di ajak bicara biarkan dia istirahat
HERMAWAN : terima kasih dok
dokter : sama2 pak
Hermawan dan isterinya keluar dari ruangan dokter dan kembali menemui Enny yg masih pingsan, setelah beberapa jam menunggu Enny pun mulai membuka matanya
Hermawan dan isterinya tersenyum melihat ponakannya telah siuman, bahkan Enny pun langsung menangis setelah melihat dua orang yg tersenyum ke padanya
ENNY : pakde..., dimana aku...?
HERMAWAN : sudahlah...Enny kau jangan banyak bicara dulu...
Setelah Enny sadar, Hermawan pun langsung memberikan minuman pada kemenakannya itu, sementara isterinya langsung menemui dokter yg merawat uuntuk memeriksa kembali, setelah di periksa ulang dokter pun mengizinkan Enny untuk pulang.

=====BERSAMBUNG=====

Tidak ada komentar: