Kebahagiaan itu seperti pelangi, tak pernah berada di atas kepala sendiri. Dan Pelangi itu tidak akan indah jika hanya satu warna, kalau langit tidak menangis mana mungkin taman akan tersenyum..

Kamis, 10 September 2015

Ratapan Anak Tiri 2

RATAPAN ANAK TIRI
bagian ke 2
cerita : " GUYON MATON "
KULLU NAFSIN DZAA IQATUL MAUT
Pagi itu di tempat pemakaman umum tampak ramai karena saat itu sedang di langsungkan prosesi pemakaman ibu DELLEN yang semalam meninggal. Para kerabat dan saudara ikut mengantarkan kepergian bu DELLEN ketempat peristirahatannya yang terakhir.
Nampak pak WAHYU sangat bersedih, menyaksikan orang yang sangat di cintainya itu telah pergi mendahuluinya menghadap sang kholiq.
Proses pemakaman telah selesai, para tetangga, dan saudara telah pergi meninggalkan TPU namun pak Wahyu dan ketiga anaknya masih berada di tempat itu.

ENNY, AGUS CAHYONO dan PURWANINGSIH tetap duduk di depan kuburan sang mamah ketiganya terus menangis.. membuat pak Wahyu pun semakin sedih, hingga diapun tak kuasa menahan air matanya, pak Wahyu duduk di depan pusara isterinya, tangan kanannya terus memegangi batu nisan isterinya.
WAHYU : selamat jalan mah, semoga tenang arwahmu, di ampuni dosa2mu...
walau hati ini terasa berat berpisah denganmu, aku rela mah,
selamat jalan isteriku.
ENNY : mah kenapa mamah pergi meninggalkan kita mah
PURWANINGSIH : mah...katanya mamah mau belikan Ningsih boneka baru...mah
WAHYU : sudah lah anakku, mari kita pulang biarkan mamah mu beristirahat.
ENNY : tidak pah Enny tidak mau pulang, Enny mau disini saja sama mamah
AGUS : mah..terus siapa yang akan ngurus kami mah
WAHYU : sudah lah nak..kita pulang dulu besok kita kemari lagi
Pak Wahyu terus membujuk ketiga anaknya untuk pulang, namun ketiganya tetap tidak mau pulang dan tetap menangis .
Setelah lama di rayu akhirnya ke tiga anaknya bersedia di ajak pulang kerumahnya.
Sejak kepergian ibu Dellen isteri yang sangat di cintainya itu, pak Wahyu pun merasa sedih yang amat mendalam, apalagi kalau melihat ketiga anaknya yg masih kecil2.
Rumah yang dulunya ramai dengan tawa dan canda kini terasa sepi, karena telah ditinggalkan oleh seorang mamah yang sangat mereka cintai dan kasihi.
Pak Wahyu pun kini berperan menggantikan isterinya, membangunkan ketiga anaknya dan membuatkan mereka sarapan di saat ketiganya mau berangkat sekolah.
Untunglah Enny anak sulungnya sudah bisa membantu ayahnya terutama dalam mengurus rumah dan bersih-bersih.
Waktu pun terus berlalu hari berganti minggu dan minggu pun berganti bulan, tak terasa sudah dua bulan ibu Dellen meninggalkan keluarganya, namun sosok ibu Dellen masih tetap membekas dan tetap tak terlupakan di hati keluarganya.
Pagi itu di saat pak Wahyu sudah bersiap berangkat kerja datang dua orang bertamu kerumahnya, kedua orang itu adalah Mbah black dan Waluya oklo
pak Wahyu mengajak kedua tamunya itu masuk dan ketiganya pun ngobrol.
MBAH BLACK : kami turut berduka cita atas kepergian isteri bapak...walaupun sudah dua bulan tapi aku yakin kesedihan itu tetap masih ada di hati bapak
WAHYU : terima kasih...Mbah
Waluya Oklo : pak Wahyu..Mbah Black ini kawan saya dia pemilik kantor biro jodoh di kota.
WAHYU : lalu apa hubungannya denganku Klo...?
MBAH BLACK : begini pak Wahyu...sudah dua bulan ini kami perhatikan pak Wahyu, dan sepertinya anak2 pak Wahyu yang masih kecil2 itu mereka masih membutuhkan sosok ibu untuk mengurusi rumah tangga ini.
WALUYA OKLO : betul pak Wahyu..untuk itulah kami berdua datang kemari untuk menawarkan jasa, barang kali pak Wahyu ingin menikah lagi
WAHYU : kalau masalah itu aku belum memikirkannya
MBAH BLACK : kami bisa mengerti dengan pak Wahyu...tapi bagaimana dengan anak2.
WALUYA OKLO : benar pak... apa pak Wahyu tidak kasihan dengan mereka, nah kalau pak Wahyu menikah lagi, tentu kebahagiaan yang hilang akan kembali lagi karena ada sosok ibu di rumah ini yang akan mengurusi anak2..terutama..he he he pak Wahyu sendiri.
WAHYU : mungkin juga aku akan menikah lagi, tapi dengan satu syarat dia harus mau merawat dan mengurusi serta menyayangi anak-anakku
MBAH BLACK : ohh.. kalau itu jangan khawatir pak Wahyu, aku jamin dia akan menjadi ibu yg baik.
WAHYU : sebenarnya siapa sih yang ingin kalian jodohkan dengan aku
WALUYA OKLO : banyak...tinggal pilih saja mau yg mana.....Mbah..keluarin bukunya
Mbah Black pun langsung membuka tas hitam miliknya dan mengeluarkan buku tebal berisi nama2 wanita terutama janda.
WAHYU : tebal amat Mbah..buku apaan tuh.
MBAH BLACK : ini buku catatan ribuan nama-nama cewek cantik,
terutama janda semua ada yang masih segelan juga ada
WALUYA OKLO : bacain Mbah biar pak Wahyu dengar...sekalian tunjukin photo2nya
MBAH BLACK : ya sabar dulu Klo, aku absen nih tapi yang perawan dulu apa yang janda dulu nih.
WALUYA OKLO : campur aja Mbah gak usah di sebutin janda apa prawan
MBAH BLACK : Bunda Difa,Cahya Bening,Elly Aryaputri,Emi Astuti,Emy Rara,Isti Zuetekz Abiez,Jueny Laraz Waty,LasThree Cool On Progo,NiaNang Efendi,Ning Indah,Rara Salsabila,Rhetno Whuland dan masih banyak lagi lainya pak wahyu
WAHYU : kalau bisa jangan yang jauh jauh Mbah..yang satu kabupaten paling tidak ya masih satu daerah lah
MBAH BLACK : oh ini koleksiku tidak jauh-jauh amat aslinya masih satu daerah sama kamu ,cuman tinggalnya aja sekarang dia pada merantau
WAHYU : bentar Mbah yang itu siapa..?
pak Wahyu menunjuk salah satu photo2 yang di tunjukkan dalam daftar
buku Mbah Black
MBAH BLACK : oh yang ini....ini namanya Cahya Bening,ini masih segelan pak Wahyu
WAHYU : tunggu dulu Mbah kalau yang foto pemandangan itu siapa Mbah .
MBAH BLACK : maaf pak Wahyu.. kalau yang ini namanya Rara Salsabila dia gak mau ngasih foto aslinya,katanya yg buat foto mending buat beli pulsa biar bisa cting ama teman-temanya di facebook.
WAHYU : O gitu to Mbah dia suka FBan juga to ,hmmm........
WALUYA OKLO : sebenarnya tipe wanita seperti apa sih yang pak Wahyu inginkan, apakah seperti kuda liar, ayam bangkok, jerapah, kuda nil, atau yg kalau jalan pantatnya seperti bebek kosta sedang bertelor..jangan khawair semua ada
MBAH BLACK : benar kata Oklo semua ada tinggal pilih saja
WAHYU : aku menginginkan seorang wanita yg penuh tanggung jawab dan
mau menyayangi ke tiga anakku
MBAH BLACK : oh kalau itu sudah tepat ini orangnya
WALUYA OKLO : aku yakin pakWahyu,kalau Rara bakal jadi isteri yg baik untuk keluarga
WAHYU : tapi ingat Mbah aku tidak mau menikah tanpa dapat izin dan restu dari anak2ku.
MBAH BLACK : beres aku yakin anak2 pasti mau menerimanya
WALUYA OKLO : betul kata Mbah Black... kalau Rara aku yakin dia bakal jadi ibu yg baik, percaya lah sama aku
WAHYU : sebenarnya sih aku masih enggan tuk menikah lagi tapi yah demi anak2 ku, jujur saja aku tak tega melihat anak2ku mereka sering menangis kalau teringat ibunya.
WALUYA OKLO : makanya pak Wahyu harus cepat2 menikah, agar anak2 bisa melupakan ibu mereka yang telah tiada, karena mendapat ibu yang baru.
MBAH BLACK: nah kalau pak WAYU setuju nanti aku perkenalkan dengan Rara Salsabila
WAHYU : baik lah...
Ketiganya terus berbincang bincang, setelah di rasa obrolannya cukup, Mbah Black dan Waluya Oklo pun pamit dari rumah itu, dan hari berikutnya pak Wahyu di perkenalkan sama Rara Salsabila
Semakin hari pak Wahyu dan Rara semakin akrab hingga akhirnya pak Wahyu pun mengajak Rara ke rumahnya dengan di temani Mbah Black dan Waluya Oklo, Rara pun memperkenalkan diri dengan keluarganya pak Wahyu yaitu dengan ketiga anaknya.
RARA : duh cantiknya namamu siapa nak..
ENNY : namaku Enny tante
RARA : nama yg bagus.....kalau kamu cah ganteng siapa namamu
AGUS : aku Agus tante....Agus Agus Cahyono
RARA : kalau kamu siapa nduk
PURWANINGSIH : aku Purwaningsih bude
WAHYU : Ningsih anakku yg bungsu..
RARA : duh cantiknya sini nak sini pangku sama tante
Ningsihpun mendekat dan langsung di pangku sama Rara
RARA : Ningsih...kamu udah sekolah belum
PURWANINGSIH : udah bu de kelas satu
MBAH BLACK : benar kan pak Wahyu apa kataku, kalau Rara akan cepat akrab dan bisa menyesuaikan diri dengan anak2mu
RARA : iya dong Mbah.. aku harus bisa menyesuaikan diri dengan mereka,
WAHYU : Enny, apa kau tidak keberatan kalau nanti tante Rara tinggal disini bersama kita
ENNY : tante Rara kelihatannya baik, aku tidak keberatan kalau tinggal bersama kita
MBAH BLACK : anak pinter, biar kamu nanti ada yang menemani dan tidak kesepian
WAHYU : Gus apa kau juga tidak keberatan
AGUS : kalau Agus sih ..terserah bapak saja, yang penting uang saku nya tidak di potong
MBAH BLACK : nah..kalau anak2nya sudah setuju tunggu apa lagi pak Wahyu
WALUYA OKLO : benar kata Mbah Black, tunggu apa lagi
WAHYU : baiklah
MBAH BLACK : jadi kapan nih rencana pak Wahyu melamar Rara
WAHYU : nanti lah kalau kematian isteriku sudah genap seratus hari, aku akan melamar Rara dan langsung menikahinya
RARA : Enny,Agus dan Ningsih kalau tante sudah menikah dengan ayah kalian jangan panggil tante lagi yah Ningsih juga jangan panggil aku bude tapi panggil saja ibu.
ENNY : iya tante
WAHYU : Rara..semoga kau mau menerima anak2ku dan menganggap mereka sebagai anakmu sendiri.
RARA : ya jelas dong mas..mereka kan anakmu berarti anakku juga, aku bersedia menerima dan menganggap mereka seperti anak kandungku sendiri,
WAHYU : syukur lah aku senang mendengarnya.
Setelah pertemuan keluarga, Rara pun semakin sering mengunjungi rumah pak Wahyu, sehingga Rara jadi akrab dengan ketiga anak2nya pak Wahyu.
Dan setelah seratus hari kematian ibu Dellen isteri pertamanya, pak Wahyu pun menepati janjinya dia langsung melamar Rara dan akhirnya pernikahan pun di langsung kan dengan cara sederhana.
setelah keduanya menikah, pak Wahyu pun membawa isteri barunya tinggal di rumah mereka dan kini ketiga anaknya pak Wahyu pun merasa senang karena telah mendapatkan ibu yang baru meski hanya ibu tiri.
====================bersambung=========================

Tidak ada komentar: