Kebahagiaan itu seperti pelangi, tak pernah berada di atas kepala sendiri. Dan Pelangi itu tidak akan indah jika hanya satu warna, kalau langit tidak menangis mana mungkin taman akan tersenyum..

Selasa, 15 Juli 2014

Cinta yang " DIAM "

Latifah bergetar hatinya membaca sebuah tulisan yang sudah usang yang di makan usia.
Kertasnya sudah lusuh dan  menguning. Perasaan sedih yang luar biasa menghantui pikirannya.
Bila tidak di rawat dengan baik dan benar mungkin kertas-kertas itu  sudah habis di makan rayap. 
Saat membongkar-bongkar barang milik kakeknya Latifah lebih tertarik untuk melihat foto-foto yang  kuno itu. Latifah tidak pernah sadar bahwa muara semua itu ada pada sebuah tulisan yang tak pernah di sampaikan,masih tertinggal dan masih di rawat oleh kakeknya.

 
Terimakasih untuk senyuman itu. Untuk sebuah perhatian kecil.
Terimakasih untuk snyuman itu. Untuk sebuah pengorbanan saat aku sendirian.
Terimakasih untuk senyuman itu. Untuk sebuah cerita lucu yang membuatku tertawa.
Terimakasih untuk semangat yang engkau berikan.
Terimakasih untuk nasehat yang engkau sampaikan.
Terimakasih untuk ketegaran yang engkau berikan.
Dan terimakasih untuk air mata yang engkau genangkan.
Apakah aku pernah mengatakan kepadamu sebelumnya...?
Aku kuat. Aku cukup kuat untuk menahan rasa ini,untuk menjaga rasa ini....!
~Trisno~

Itulah isi dari sebuah tulisan yang tertuang dalam sebuah lembaran kertas kuno itu.Tiga  puluh tahun yan lalu. Nama kakeknya adalah Trisno.Rupanya tulisan itu ditujukan pada seseorang. Seseorang yang memenuhi lembar demi lembar dalam hidupnya pada waktu masih muda, yang sayangnya tak pernah disebutkan namanya karena kakeknya hanya mengganti kata ganti "Dia" untuk nama orang itu. 

Latifah membuka-buka sebuah buku tulisan kakeknya itu. Ia berharap bisa menemukan nama siapa "Dia" itu. Siapa tau terselip sebuah nama. Nama yang terus di tunggu hingga tiga puluh tahun yang lalu.

Kakeknya memang tidak penah cerita, karena memang Latifah tidak dekat dengan kakeknya. Tapi semenjak kakeknya sakit semenjak sebulan yang lalu ia jadi sering menemani kakeknya, dan menangkap kebiasaan ganjil dari kebiasaan kakeknya setiap mendengar suara pesawat lewat,ia tersenyum.

Beranjak dari senyum misterius itu Latifah tertarik mengetahui masa lalu kakeknya.Cerita yang biasa-biasa saja dari Ibu Latifah. 

Lantas kenapa setiap kali terdengar suara pesawat itu Kakeknya tersenyum...??
Apa arti senyuman itu ...?

Latifah memberanikan diri untuk bertanya pada kakeknya, kenapa setiap kali mendengar suara pesawat kakeknya tersenyum. Ia membawa surat itu dan memberikannya pada kakeknya, ia berharap kakeknya mau memceritakan siapa "Dia" itu.

Sedikit saja untuk memahami,kenapa rasa itu takpernah hilang setelah tiga puluh tahun terlewatkan.Bahkan setelah kakeknya memiliki keluarganya sendiri.Kebahagiaan yang lain.Selesai membaca tulisan tangan itu kakek Trisno membelai rambut Latifah sambil tersenyum.Kakek Trisno sedikit berkata "tiga puluh tahun yang lalu kakek jatuh cinta pada "Dia " dan membiarkan menjadi cinta yang diam selama tiga puluh tahun.

"Apakah rasa itu masih ada kek" tanya Latifah. Kakek Trisno hanya diam tidak mengangguk dan juga tidak menggelengkan kepala.
"Siapa dia kek" tanya Latifah lagi.
Kakek Trisno hanya diam, dan tak terasa butiran kecil bening menetes dari wajah keriput itu. 
Latifah mengusap air mata itu "ceritakan padaku kek"

Sudahlah Latifah biarlah ini menjadi ceritaku dan akan kusimpan sendiri saja. Kau harus tahu, Latifah. Kenapa selama tiga puluh tahun kakek tak pernah menceritakan.Itu karena nenekmu. Kakekmu menyimpan cinta yang diam ini, karena ada cinta yang bersuara yang diberikan nenekmu. Dan kau tahu Latifah cinta yang bersuara itu jauh lebih indah.Indah tak berperi.

Untuk itu selama tiga puluh tahun kakek menyimpan  rasa itu.Kakek hidup dengan rasa cinta yang kakek simpan dihati. Rasa cinta yang tumbuh mati bersama.Cinta yang "Diam"
.

Dua orang yang mencintai ini tak bisa bersama.
Dua orang dengan rasa cinta yang hebat.
Menyimpan asanya selama tiga puluh tahun.
Memendam rasa hingga maut menjemput.
Menyembunyikan segalanya hingga tak ada seorang pun yang tau.
Menutupinya rapat-rapat.
Membungkusnya baik-baik.dan
Meletakkan disudut hati mereka masing-masing

2 komentar:

anindi mengatakan...

dua orang dengan rasa cinta yang hebat.....

semoga mereka d pertemukan d kehidupan yg lain

wahyu hartana mengatakan...

terimakasih mbak anindi,sudah berkunjung kita tdk tahu akan kehidupan yang lain krn keterbatasan dan lemahnya manusia