Kebahagiaan itu seperti pelangi, tak pernah berada di atas kepala sendiri. Dan Pelangi itu tidak akan indah jika hanya satu warna, kalau langit tidak menangis mana mungkin taman akan tersenyum..

Kamis, 15 Desember 2011

INDAHNYA DUNIA HANYA SESAAT DAN MANISNYA CINTA SAMPAI MAUT MENJEMPUT

       Rasa cinta merupakan kodrat manusiawi yang dimiliki oleh setiap insani sejak kecil hingga dewasa.Namun terkadang manusia terbuai oleh cinta yang tak nyata.Yang condong mengedepankan rasa emosional dan nafsu yang terkadang menguasai akal manusia.Seperti yang tersirat pada kalimat romantis  yang sudah membooming didunia ini, yaitu sifat manusia yang mengedepankan perasaan dan angan-angan serta impian.
       Namun ketika praktek agama telah memudar dalam suatu masyarakat Islam, sering terjadi dikotomi makna cinta yang telah tertera dalam Al-Qur’an.Sehingga kebenaran dan kewajiban dianggap salah dan sebaliknya kesalahan yang berlandaskan romantis dianggap the real.
Romantisisme adalah salah satu kekeliruan yang dianggap benar dan diibaratkan sifat yang menyenangkan yang khas dimilki orang-orang baik.Tapi waspadalah dibalik makna yang tersirat pada romantis adalah menolak akal sehat karena berlawanan dengan filosofisnya dan menuntun kearah bahaya yang tak terduga.Sehingga dapat menjauhkan seseorang dari agama dan Allah.Sedangkan sentimental merupakan cabang dari perasaan romantis laksana tongkat bagi orang buta yang menuntun manusia diluar sadar emosinya.
        Sebetulnya cinta bukan suatu aib karenanya manusia termotivasi untuk bangkit dan semangat dalam menjalani hidupnya jika ia dapat memahami antara cinta nyata dan tidak nyata.Cinta nyata sifatnya mutlak dan kholis sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah dengan mengamalkan segala kewajiban dan perintah-Nya tanpa menduakan-Nya dengan keduniawian yang sesaat.
Allah menganugrahi manusia dengan parasaan cinta :
   · Kepada sesama manusia, kawan, teman dan saudara yang mengajak kita menuju kebaikan
· Kepada orang tua yang telah mendidik kita dari kecil sampai dewasa karena ridho Allah terdapat pada kedua orang tua
· Kepada non muslim yang tidak memerangi agama Islam dan mengusir umat muslim dari rumahnya 
    Oleh sebab itu kita harus membendung perasaan romantis dan cinta kita dengan benteng agama dan ibadah.Karena realita yang ada jutaan manusia didunia ini tlah diperbudak oleh perasaan, emosi, ambisi, hawa nafsu, kebencian, kemarahan disebabkan cinta.
Romantisisme materialis 
Kehidupan dunia memang sudah terselebungi oleh awan positifistik yang menilai segala sesuatu secara empiris( inderawi) bukan akal fikiran.Sehingga objek atau benda mempunyai kedudukan yang tinggi dari pada manusia.Para pemuja romantisisme materealis lebih mencintai dunia daripada akherat, yang bisa kita tela’ah melalui beberapa sifatnya :
· Materi atau benda merupakan tolak ukur kebahagian manusia
· Tanpa materi, harta dan benda manusia tidak bisa hidup
· Dunia ini modern karena teknologi (materi yang berbentuk benda), jadi teknologi harus maju dan berkembang sehingga dapat membentuk peradapan manusia modern.
· Agama membatasi seseorang untuk memperoleh kekayaan
· Fakir miskin bagi mereka merupakan perangi dunia karena tidak mempunyai harta 
Inilah pemikiran paham materealisme yang lebih mencintai dunia diatas segala-galanya bahkan Tuhan mereka nomer duakan.Padahal kehidupan dunia hanya sesaat dan sementara.
Cinta Romantik antara Pria dan Wanita
Dalam hubungan antara pria dan wanita yang terikat tanpa ridho Illahi, merupakan faktor kritis yang menuntun pada pengikisan iman. Dalam cinta dan pemahaman romantic ini mereka ibarat dua sejoli dengan saling menunjukkan satu sama lain hakekat cinta seolah-olah mereka memiliki eksistensi terpisah dari Allah. Singkatnya masing-masing individu memang diciptakan dengan pasangannya masing-masing. Tapi apakah itu merupakan faktor utama tuk melupakan kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Realita yang nyata, berapa pemuda dan pemudi yang menujukan cinta-Nya pada Allah secara mutlak ? Yang ada hanya omong kosong yang begitu menghidupkan hasrat dan nafsu yang sentiment dengan menggoreskan dan mengucapkan kalimat-kalimat yang sangat romantis,seperti: Aku tidak bisa hidup tanpamu. Kau Pujaanku.Kutak bisa Hidup tanpamu
Sehingga hidup mereka terperangkap oleh bayangan-banyangan cinta dan wajah sang kekasih. Apalagi ketika nafsu sudah tak dapat di bendung dan perasaan cinta tlah membara hubungan sexpun dilakukan diluar nikah dengan dalih atas nama cinta. Berapa ratusan uang yang diberikan oleh orang tua yang Sholeh dan sholehah kepada anaknya di habiskan hanya untuk kekasihnya ? Dan berapa pemuda pemudi yang bunuh diri karena cinta?.
Fenomena tersebut bukan sesuatu yang asing tapi sudah menjadi ta’biat yang menjamur dalam beberapa benak manusia saat ini. Padahal “Indahnya dunia hanya sesaat dan manisnya cinta sampai maut menjemput . Sehingga kapan lagi kita mencicipinya.” Dan Slogan tersebut dewasa ini menjadi pedoman hidup sebagian manusia yang jauh dari cahaya Illahi.
Kesimpulan
Sampai kapanpun masa depan dunia ini penuh dengan 1001 pertanyaan atau lebih .Jika romantisisme menjamur dan tumbuh subur di benak manusia. Sebetulnya, hakekat cinta diorentasikan pada nilai keikhlasan bukan fanatik yang mengedepankan emosi dan nafsu semata.Dan Islam telah menyerukannya, seperti jihad dalam menyebarkan agama Islam bukan untuk pertumpahan darah melainkan untuk menghapus paham-paham jahiliyah yang merususak kedaimaian dunia. Oleh sebab itu jihad untuk agama, Negara dan meningkatkan sumber daya alam ataupun meteri semata-mata untuk menggapai ridho Illahi bukan nafsu. manusia merupakan ikatan antara wanita dan lelaki yang dirajut untuk memperoleh ridho Illahi Apalagi percintaan antara pemuda pemudi, laki-laki dan perempuan yang berdasarkan hasrat semata penyebab timbulnya zina serta wadah untuk melalaikan kewajiban sebagai hamba Allah.Oleh, sebab itu marilah kita bangun peradaban manusia yang mulia dengan menggapai cinta-Nya yang nyata bukan menyibukkan diri dengan romantisisme yang duniawi saja sehingga menjerumuskan seseorang pada jalan yang sesat.Maka jangan kita kikis kearifan dan spiritual yang kita miliki tapi mari kita beusaha meningkatkannya, sebagai manifestasi kita menuju kehidupan yang abadi dalam naungan Illahi.

Tidak ada komentar: