Rasa
cinta merupakan kodrat manusiawi yang dimiliki oleh setiap insani sejak
kecil hingga dewasa.Namun terkadang manusia terbuai oleh cinta yang tak
nyata.Yang condong mengedepankan rasa emosional dan nafsu yang
terkadang menguasai akal manusia.Seperti yang tersirat pada kalimat romantis yang
sudah membooming didunia ini, yaitu sifat manusia yang mengedepankan
perasaan dan angan-angan serta impian.
Namun ketika praktek agama telah memudar dalam suatu masyarakat Islam, sering terjadi dikotomi makna cinta yang telah tertera dalam Al-Qur’an.Sehingga kebenaran dan kewajiban dianggap salah dan sebaliknya kesalahan yang berlandaskan romantis dianggap the real.
Romantisisme adalah salah satu kekeliruan yang dianggap benar dan diibaratkan sifat yang menyenangkan yang khas dimilki orang-orang baik.Tapi waspadalah dibalik makna yang tersirat pada romantis adalah menolak akal sehat karena berlawanan dengan filosofisnya dan menuntun kearah bahaya yang tak terduga.Sehingga dapat menjauhkan seseorang dari agama dan Allah.Sedangkan sentimental merupakan cabang dari perasaan romantis laksana tongkat bagi orang buta yang menuntun manusia diluar sadar emosinya.
Sebetulnya cinta bukan suatu aib karenanya manusia termotivasi untuk bangkit dan semangat dalam menjalani hidupnya jika ia dapat memahami antara cinta nyata dan tidak nyata.Cinta nyata sifatnya mutlak dan kholis sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah dengan mengamalkan segala kewajiban dan perintah-Nya tanpa menduakan-Nya dengan keduniawian yang sesaat.
Allah menganugrahi manusia dengan parasaan cinta :
· Kepada sesama manusia, kawan, teman dan saudara yang mengajak kita menuju kebaikan
Romantisisme materialis
Kehidupan dunia memang sudah terselebungi oleh awan positifistik yang menilai segala sesuatu secara empiris( inderawi) bukan akal fikiran.Sehingga objek atau benda mempunyai kedudukan yang tinggi dari pada manusia.Para pemuja romantisisme materealis lebih mencintai dunia daripada akherat, yang bisa kita tela’ah melalui beberapa sifatnya :
Namun ketika praktek agama telah memudar dalam suatu masyarakat Islam, sering terjadi dikotomi makna cinta yang telah tertera dalam Al-Qur’an.Sehingga kebenaran dan kewajiban dianggap salah dan sebaliknya kesalahan yang berlandaskan romantis dianggap the real.
Romantisisme adalah salah satu kekeliruan yang dianggap benar dan diibaratkan sifat yang menyenangkan yang khas dimilki orang-orang baik.Tapi waspadalah dibalik makna yang tersirat pada romantis adalah menolak akal sehat karena berlawanan dengan filosofisnya dan menuntun kearah bahaya yang tak terduga.Sehingga dapat menjauhkan seseorang dari agama dan Allah.Sedangkan sentimental merupakan cabang dari perasaan romantis laksana tongkat bagi orang buta yang menuntun manusia diluar sadar emosinya.
Sebetulnya cinta bukan suatu aib karenanya manusia termotivasi untuk bangkit dan semangat dalam menjalani hidupnya jika ia dapat memahami antara cinta nyata dan tidak nyata.Cinta nyata sifatnya mutlak dan kholis sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah dengan mengamalkan segala kewajiban dan perintah-Nya tanpa menduakan-Nya dengan keduniawian yang sesaat.
Allah menganugrahi manusia dengan parasaan cinta :
· Kepada sesama manusia, kawan, teman dan saudara yang mengajak kita menuju kebaikan
· Kepada orang tua yang telah mendidik kita dari kecil sampai dewasa karena ridho Allah terdapat pada kedua orang tua
· Kepada non muslim yang tidak memerangi agama Islam dan mengusir umat muslim dari rumahnya
Oleh
sebab itu kita harus membendung perasaan romantis dan cinta kita dengan
benteng agama dan ibadah.Karena realita yang ada jutaan manusia didunia
ini tlah diperbudak oleh perasaan, emosi, ambisi, hawa nafsu,
kebencian, kemarahan disebabkan cinta.
Kehidupan dunia memang sudah terselebungi oleh awan positifistik yang menilai segala sesuatu secara empiris( inderawi) bukan akal fikiran.Sehingga objek atau benda mempunyai kedudukan yang tinggi dari pada manusia.Para pemuja romantisisme materealis lebih mencintai dunia daripada akherat, yang bisa kita tela’ah melalui beberapa sifatnya :
· Materi atau benda merupakan tolak ukur kebahagian manusia
· Tanpa materi, harta dan benda manusia tidak bisa hidup
· Dunia
ini modern karena teknologi (materi yang berbentuk benda), jadi
teknologi harus maju dan berkembang sehingga dapat membentuk peradapan
manusia modern.
· Agama membatasi seseorang untuk memperoleh kekayaan
· Fakir miskin bagi mereka merupakan perangi dunia karena tidak mempunyai harta
Inilah pemikiran paham materealisme yang lebih mencintai dunia diatas segala-galanya bahkan Tuhan mereka nomer duakan.Padahal kehidupan dunia hanya sesaat dan sementara.
Cinta Romantik antara Pria dan Wanita
Dalam hubungan antara pria dan wanita yang terikat
tanpa ridho Illahi, merupakan faktor kritis yang menuntun pada
pengikisan iman. Dalam cinta dan pemahaman romantic ini mereka ibarat
dua sejoli dengan saling menunjukkan satu sama lain hakekat cinta seolah-olah mereka memiliki eksistensi terpisah dari Allah. Singkatnya
masing-masing individu memang diciptakan dengan pasangannya
masing-masing. Tapi apakah itu merupakan faktor utama tuk melupakan
kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Realita yang nyata, berapa pemuda dan pemudi yang menujukan cinta-Nya pada Allah secara mutlak ? Yang
ada hanya omong kosong yang begitu menghidupkan hasrat dan nafsu yang
sentiment dengan menggoreskan dan mengucapkan kalimat-kalimat yang
sangat romantis,seperti: Aku tidak bisa hidup tanpamu. Kau Pujaanku.Kutak bisa Hidup tanpamu
Sehingga
hidup mereka terperangkap oleh bayangan-banyangan cinta dan wajah sang
kekasih. Apalagi ketika nafsu sudah tak dapat di bendung dan perasaan
cinta tlah membara hubungan sexpun dilakukan diluar nikah dengan dalih
atas nama cinta. Berapa ratusan uang yang
diberikan oleh orang tua yang Sholeh dan sholehah kepada anaknya di
habiskan hanya untuk kekasihnya ? Dan berapa pemuda pemudi yang bunuh
diri karena cinta?.
Fenomena
tersebut bukan sesuatu yang asing tapi sudah menjadi ta’biat yang
menjamur dalam beberapa benak manusia saat ini. Padahal “Indahnya dunia hanya sesaat dan manisnya cinta sampai maut menjemput . Sehingga kapan lagi kita mencicipinya.” Dan Slogan tersebut dewasa ini menjadi pedoman hidup sebagian manusia yang jauh dari cahaya Illahi.
Kesimpulan
Sampai
kapanpun masa depan dunia ini penuh dengan 1001 pertanyaan atau lebih
.Jika romantisisme menjamur dan tumbuh subur di benak manusia.
Sebetulnya, hakekat cinta diorentasikan pada nilai keikhlasan bukan
fanatik yang mengedepankan emosi dan nafsu semata.Dan Islam telah
menyerukannya, seperti jihad dalam menyebarkan agama Islam bukan untuk
pertumpahan darah melainkan untuk menghapus paham-paham jahiliyah yang
merususak kedaimaian dunia. Oleh sebab itu jihad untuk agama, Negara dan meningkatkan sumber daya alam ataupun meteri semata-mata
untuk menggapai ridho Illahi bukan nafsu. manusia merupakan ikatan
antara wanita dan lelaki yang dirajut untuk memperoleh ridho Illahi
Apalagi percintaan antara pemuda pemudi, laki-laki dan
perempuan yang berdasarkan hasrat semata penyebab timbulnya zina serta
wadah untuk melalaikan kewajiban sebagai hamba Allah.Oleh,
sebab itu marilah kita bangun peradaban manusia yang mulia dengan
menggapai cinta-Nya yang nyata bukan menyibukkan diri dengan
romantisisme yang duniawi saja sehingga menjerumuskan seseorang pada jalan yang sesat.Maka jangan kita kikis kearifan dan spiritual yang kita miliki tapi mari kita beusaha meningkatkannya, sebagai manifestasi kita menuju kehidupan yang abadi dalam naungan Illahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar