Kebahagiaan itu seperti pelangi, tak pernah berada di atas kepala sendiri. Dan Pelangi itu tidak akan indah jika hanya satu warna, kalau langit tidak menangis mana mungkin taman akan tersenyum..

Kamis, 10 September 2015

Ratapan Anak Tiri 5

RATAPAN ANAK TIRI
bagian ke 5
cerita : " GUYON MATON "
Pagi itu Enny dan Agus sudah bekerja di rumahnya, karena seperti biasa sebelum berangkat sekolah keduanya di berikan pekerjaan oleh ibunya dan setelah selesai bekerja barulah keduanya berangkat pergi ke sekolah, sementara Ningsih hari itu tidak masuk karena sedang sakit, sehingga hari itu mereka hanya berangkat berdua saja kesekolahnya.
Sesampainya di sekolah lagi2 keduanya terlambat masuk sehingga keduanya pun di panggil untuk menghadap ke kepala sekolah yaitu Warsito Uncu di kantornya.

ENNY : bapak memanggil saya....?
WARSITO UNCU : benar...silahkan duduk
Enny dan Agus pun akhirnya duduk, dan hanya menunggu dengan harap2 cemas dan hanya melihati Pak Warsito Uncu yang sedang mengutak atik komputer.
WARSITO : bapak cuma mau bertanya dan kalian harus jawab dengan jujur.
ENNY : baik pak..
WARSITO : beberapa hari ini kalian sering datang terlambat, kenapa.?
ENNY : maaf pak, soalnya sebelum berangkat kami harus menyelesaikan pekerjaan dulu di rumah.
WARSITO : pekerjaan...pekerjaan apa......?
ENNY : kami harus membersihkan rumah dan tidak boleh berangkat kesekolah
sebelum pekerjaan selesai
WARSITO : seharusnya kalian tahu, belajar itu lebih penting, kalau pekerjaan yang
belum selesai kan bisa di lanjutkan setelah pulang dari sekolah nanti.
ENNY : iya pak...untuk itu kami minta maaf
WARSITO : baiklah bapak bisa mengerti tapi bapak mau tanya, pak guru di kelasmu sering memberitahukan bapak, kalau kamu sering melamun di saat belajar, ada apa denganmu.
ENNY : tidak pak...saya tidak apa apa.
WARSITO : kau jangan bohong, itu tidak baik.... tidak mungkin tanpa sebab anak seusiamu sering melamun apakah ada yang mengganggu pikiranmu, bahkan saat ini matamu terlihat merah, sepertinya kau habis menangis..katakan saja sama bapak ada apa...
ENNY : tidak pak saya tidak apa2..
WARSITO : ENNY..kau jangan bohong, katakan saja apa yang mengganjal di pikiranmu.. siapa tau bapak bisa membantu mu
ENNY : tidak ada pak...tidak ada apa apa
Enny terus berusaha menutupi apa yg terjadi di rumahnya, namun bapak kepala sekolah Warsito Uncu pun terus mendesaknya, sehingga membuat Enny menangis dan akhirnya diapun menceritakan, semuanya tentang keluarganya dan juga tentang ibu tirinya.
Mendengar cerita dari Enny, pak Warsito Uncu pun menarik nafas panjang, karena terharu mendengar cerita yang sedang di alami olehEnny dan kedua adiknya.
WARSITO : sudah kuduga.....baiklah nanti bapak bicarakan dengan orang tuamu
ENNY : jangan pak...kasihani saya pak...saya dan adik2 pasti akan kena marah sama
ibu tiri kalau sampai bapak menceritakan semua ini.
WARSITO : kau jangan khawatir, bapak hanya akan membicarakan ini sama
bapak mu saja, nah sekarang kalian berdua silahkan masuk kedalam kelas
ENNY : baik pak..
Enny dan Agus pun keluar dari kantor kepsek keduanya pergi menuju
kelasnya masing-masing
WARSITO: KangDadi Qwae
KangDadi : enggih pak
WARSITO : buatkan surat pemanggilan untuk pak Wahyu, dan berikan ke dia langsung hari ini juga, tapi ingat jangan sampai isterinya tahu
KangDadi : baik..pak..
KangDadi Qwae langsung mengetik surat pemanggilan buat pak Wahyu dan setelah selesai, KangDadi Qwae pun berangkat untuk memberikan surat itu kepada pak Wahyu.
Dua hari kemudian pagi-pagi sekali pak Wahyu pun berangkat ke sekolah anak2nya dia langsung menemui kepsek pak Warsito Uncu di kantornya.
WAHYU : assalamu alaikum
WARSITO: wa alaikum salam...silahkan duduk pak, bagaimana ke adaan Ningsih udah baikan.
WAHYU : alhamdulillah dia sudah sehat
WARSITO : syukurlah, berarti besok dia sudah bisa sekolah lagi
WAHYU : insya allah....sebelumnya saya mohon maaf nih karena saya baru hari ini sempat memenuhi panggilan pak Warsito.
WARSITO : oh tidah apa apa
WAHYU: sebenarnya ada apa yah hingga saya di panggil kemari
WARSITO : sebelumnya saya minta maaf kalau ucapan saya ini akan menyinggung perasaan bapak..begini pak Wahyu..
Pak Warsito Uncu mulai menceritakan, tentang pembicaraannya dengan Enny dua hari yang lalu..pak Wahyu pun hanya mendengarkan saja dan sesekali terlihat dia menarik nafas panjang mendengar cerita itu.
Sementara itu jauh disana, Mbah Black dan Waluya Oklo baru keluar dari rumah Oklo, keduanya terlihat mabuk berat dan jalan sempoyongan menuju sebuah mobil yg di parkir tidak jauh dari rumah itu.
Oklo : Mbah.... kamu mabuk yah, kalau begitu biar aku saja yang bawa mobilnya
MBAH BLACK : Hai Oklo ..kau yang mabuk , sudah ayo naik
Mbah Black dan Waluya Oklo masuk kedalam mobil dan pergi dari rumah itu menuju kampungnya Mbah Black, mobil pun melaju dengan kencang, karena saat itu Mbah Black sedang mabuk tentu saja mobil yang di kendarainya itu berjalan tidak setabil.
Sementara itu di kantor sekolah pak Wahyu dan kepsek pak Warsito pun masih terus mengobrol hingga pagi pun sudah beranjak siang keduanya membicarakan tentang Enny dan kedua adiknya,bahkan pak Warsito pun menceritakan tentang Rara isteri barunya pak Wahyu yang di dengarnya dari cerita Enny anaknya pak Wahyu sendiri.
WARSITO : begitulah ceritanya pak Wahyu.
WAHYU: aku sama sekali tidak menyangka isteriku tega berbuat seperti itu pada anakku
Warsito : sebenarnya aku berat menceritakan ini sama pak Wahyu, aku takut bapak malah mengira saya terlalu jauh mencampuri urusan rumah tangga orang lain, tetapi apa yang saya lakukan ini tidak lain karena saya kasihan dengan anak2 pak Wahyu.
Wahyu : berarti selama ini aku tertipu, dengan wanita itu..kurrang ajjar
WARSITO: sabar pak, sebaiknya masalah ini di selesaikan dengan kepala dingin jangan emosi, karena itu bisa memperburuk keadaan.
WAHYU : wanita itu telah menyia nyiakan anakku berarti telah menyakiti perasaanku.. aku tidak terima akan ku usir dia dari rumahku.
WARSITO : sabar pak, sebaiknya bapak jangan gegabah...selidiki lah dahulu kebenarannya bila sudah terbukti terserah kalau bapak mau ambil tindak
WAHYU : baik lah aku mengerti apa yg pak Warsito maksud...oh iya...sepertinya hari sudah siang aku permisi dulu, assalamu alaikum
WARSITO : wa alaikum salam
pak Wahyu keluar dari kantor sekolahan, pikirannya jadi kacau tak menentu setelah mendengar cerita tentang nasib anak2nya yg baru di dengarnya dari kepsek Warsito
dia menjadi kesal dan marah bila teringat isterinya, tetapi dia pun menjadi sedih bila ingat anaknya sehingga waktu itu pikirannya berkecamuk antara marah dan kasihan.
pak Wahyu berjalan menuju mobilnya yg di parkir sedikit jauh dari sekolahan itu
Karena saat itu pikirannya sedang kalut dia tidak menyadari kalau tidak begitu jauh di belakangnya ada sebuah mobil melaju dengan kencang dan oleng...
Sementara dua orang yg ada di dalam mobil itu terlihat sedang ngobrol hingga sang sopir tidak menyadari kalau ada seorang pejalan kaki di depannya, salah satu dari keduanya melihat orang pejalan kaki itu dan diapun berteriak kepada temannya.
WALUYA : awaaas Mbaaaaaaaaaah...ada orang
Mendengar teriakan dari Waluya,Mbah Black pun jadi kaget dan langsung injak rem.
Namun karena jaraknya sangat dekat mobil itu tidak bisa di kontrol dan..BRAAKKK..
Mobil yang dikendarai Mbah Black dan Waluya Oklo menabrak pejalan kaki itu.Mbah dan Oklo pun langsung turun dan keduanya sangat terkejut karena ada orang terkapar dengan berlumuran darah di tempat itu.
Oklo : lho inikan pak Wahyu suaminya Rara
MBAH : waduh gawat Klo..ayo kita kabur aja
Mbah Black dan Waluya Oklo buru2 masuk kedalam mobil, sementara beberapa orang yg mendengar suara tabrakan itu pada berlari mendekati tempat kejadian, termasuk KangDadi Qwae dan kepsek Warsito Uncu pun ikut berlari mendekati TKP.
Melihat banyak orang berlari mendekatinya Mbah Black langsung injak gas / kabur.
KangDadi Qwae : hoooy jangan lariii
WARSITO : kejar...pengendara itu
Beberapa orang langsung berlari membawa pentungan, namun karena saat itu Mbah sudah melarikan mobilnya dengan kencang tentu saja dia pun bisa lolos dari kejaran para warga, melihat buruannya lolos para warga kembali mendekati pak Wahyu yg sudah terkapar bersimbah darah, karena lukanya cukup parah akhirnya beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya di tempat itu.
WARSITO : inna lillah wainna ilahi rojiun..
KangDadi Qwae : bapak2 tolong bantu aku....kita bawa mayat pak Wahyu kerumahnya.
para warga yang ada di tempat itu langsung beramai ramai membawa mayat pak Wahyu ke rumahnya sementara kepsek Warsito langsung masuk ke dalam kelas dimana saat itu Enny sedang belajar.

Tidak ada komentar: