Kebahagiaan itu seperti pelangi, tak pernah berada di atas kepala sendiri. Dan Pelangi itu tidak akan indah jika hanya satu warna, kalau langit tidak menangis mana mungkin taman akan tersenyum..

Sabtu, 27 Oktober 2012

Menyembelih Nafsu Hewani




Idul Kurban menjajikan terwujudnya budaya untuk tidak saling "memakan" satu sama lain. Ia menuntun umat agar mampu menyembelih nafsunya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, semangat Idul Kurban penting untuk dimunculkan kembali. Idul Kurban bisa dijadikan momentum "menyembelih" nafsu hewani yang ada pada diri manusia.
Kurban mengingatkan kita akan keiklasan pengorbanan Nabi Ibrahim as yang menerima perintah untuk menyembelih anaknya Ismail, kita tak habis pikir betapa berat beban psikologis yang harus dialami Nabi Ibrahim. Bagi Ibrahim, Ismail adalah segalanya. Apapun iming-iming yang akan diberikan,tak sebanding dengan nyawa putranya. Apalagi Ibrahim pada waktu itu sudah renta yang tentu saja sangat merindukan kehadiran anak yang akan meneruskan dakwahnya.Karena keiklasannya tersebut akhirnya Allah mengganti ismail dengan seekor kambing


Kurban memiliki dua dimensi, vertikal dan horisontal. Secara vertikal, ritual simbolik itu merupakan upaya untuk mendekatkan diri (taqorrub) kepada Allah swt Sementara dari sudut horisontal, Korban sebenarnya mengajak agar manusia memilki rasa kepedulian terhadap sesama yang diwujudkan dalam tindakan nyata. Bukan sebatas  wacana yang nihil dalam realitas. Melalui ritual penyembelihan, kita sesungguhnya di ajak untuk tidak menjadi hewan. Kita harus kembali kepada khittah sebagai manusia yang mengakui "kemanusiaan" itu sendiri.


Dengan dibuangnya sifat hewani tersebut, nantinya ada perbedaan antara manusia dengan hewan. Sebab ada 3 hal yang membedakan manusia dengan hewan. Yaitu manusia bisa berfikir sementara hewan tidak, manusia bisa twersenyum sementara hewan tidak, manusia mempunyai rasa malu sementara hewan tidak.


Maka dengan kurban supaya manusia bisa berfikir positif,tersenyum dan mempunyai rasa malu. Hal itu harus dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Karena "iman" tidak hanya bisa diucapkan dan diyakini tetapi juga bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

 Asmuni Syukir

Tidak ada komentar: