
Normalnya siklus menstruasi terjadi periodik interval 23-37 hari. Dengan rata-rata normal 28 hari. Berarti jika menstruasi maju atau mundur lebih dari 7 hari, bisa dikatakan tidak normal.
Pada satu siklus terdiri beberapa periode, yaitu periode awal siklus dikenal dengan periode proliferasi ini terjadi penebalan lapisan dalam rahim, disertai pertumbuhan calon telur (sel oosit primer) menuju telur yang masak (folikel degraaf). Periode ini terjadi pada hari 1-14 siklus menstruasi terhitung dari saat petama mentruasi. Berikutnya periode ovulasi, yaitu pecahnya kantong telur (folikel) dan mengeluarkan 1 sel telur (oosit) yang siap dibuahi jika ada sperma masuk. Kantong sel telur (folikel) ini juga menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi merangsang perbaikan dinding rahim bagian dalam, yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi.
Jika sel telur tersebut terbuahi karena adanya aktifitas seksual dan masuknya sperma, akan terbentuk embrio dan cangkang sel telur akan aktif memproduksi hormon progesteron. Hormon ini membuat dinding lapisan dalam rahim menjadi subur, tebal dan cukup makanan untuk siap ditempati embrio, yang disebut periode sekresi. Sebaliknya jika tidak terjadi pembuaha, maka cangkang sel telur akan layu, dan hormon yang dihasilkan (progesteron ) akan menerun tajam. Keadaan membuat lapisan dalam rahim mengering, tidak subur, mengelupas dan terjadilah perdarahan (mentruasi), yang hampir selalu terjadi 14 hari terhitung dari sel telur dikeluarkan dari cangkangnya(ovulasi).
Memahami mekanisme tersebut, maka jika seseorang menghendaki ditundanya mentruasi seorang dokter akan memberikan hormon progesteron tiruan dari luar, yang bisa diberikan secara oral (diminum) atausecara parenteral (disuntukan).
Dengan penambahan hormon tersebut, kadar progesteron dalam tubuh tetap tinggi, dan lapisan dalam rahim tidak mengering dan tidak mengelupas (mentruasi). Hormon progesteron yang dihasilkan cangkang sel telur yang sudah ovulasi , pada umumnya mulai menurun sejak 5-6 hari setelah ovulasi jika tidak ada pembuahan, atau kurang lebih 9 hari sebelum haid yang akan datang, dan akan dratis menurun ketika cangkang tersebut sudah mati (menjadi korpus al-bikan), kira-kira 3 hari sebelum haid mendatang. Memahami haid itu, dokter akan memberikan obat (hormon progesteron) untuk mencegah haid sejak hormon dalam tubuh mulai menurun, yaitu 7 hari ata bahkan agar lebih awal 9 hari sebelum tanggal haid yang diperkirakan.
Hormon ini diberikan terus sampai waktu yang dikehendaki agar menstruasi datang kembali (sesuai yang di inginkan). Jika pemberian hormon telat (kurang dari 7 hari)dari menstruasi mendatang, initerlalu dekat dan resiko gagalnya terlalu tinggi, sehingga masih sering terjadi flek-flekperdarahan yang akan mengganggu ibadah haji. Sehubungan hal itu calaon jamaah haji yang akan menunda haidnya di tanah suci hendaklah segera menghubungi dokternya 7-9 hari sebelum menstruasi mendatang. Menstruasi yang akan datang ini bisa diperkirakan berdasarkan catatan menstruasi sebelumnya.
Efek samping hormon tiruan progesteron, sebagian adanya retensi air dalam tubuh yang sifatnya ringan, sehingga pemakaian dalam jangka pajang (lebih dari 3 bulan) sebagian pasien bisa mengeluh berat badan naik. Sedangkan jangka pendek sebagian kecil pemakai ada yang mengeluh pusing atau rasa mual.
Secara umum hormon tiruan ini cukup aman dikonsumsi,karena sudah lama dipakai jangka panjang untuk keperluan kontrasepsi. Progesteron dapat diberikan berbulan-bulan. Pengaruh sampingnya sangat jarang. Beberapa keadaan yang dilarang mengunakan obat progesteron yakni: terbukti menderita kangker payudara, migran (sakit kepala berlebih), depresi kejiwaaan, penyakit hati berat, kencing manis disertai komplikasi, perdarahan dari kemaluan yang belum jelas penyebabnya, riwayat penyakit kuning dalam kehamilan, riwayat stroke, riwayat penyakit jantung koroner/infrak dan riwayat tromboemboli.
Sebagai tambahan pemahaman, secara medis biasanya darah yang keluar dari salursn reproduksi bisa karena menstruasi dan bukan menstruasi. Darah mentruasi (haid) adalah darah yang keluar dari rahim seorang wanita hasil pengelupasan lapisan dalam rahim karena siklus normal yang biasanya datang secara periodik interval 23-37 hari dengan durasi 2-7 hari, warnanya seperti merah tua seperti hati ayam sampai kecoklatan, tidak bergumpal-gumpal. Jika ada pendarahan diluar ketentuan ini, bukan mentruasi tetapi bisa sebab lain penyakit karena gangguanfisik atau hormonal.
Disebut bukan darah haid bisa karena penyakit tertentu seperti mioma uterus, polip serviks/polip endometrium ataupun gangguan-gangguan lain dari luka mulut rahim. Sebab lainnya, keseimbangan ekstrogen dan progesteron yang terganggu (hormonal). Semuanya ini bukan dikatakan darah haid sehingga diharapkan wanita yang mengalami hal seperti ini masih dimungkinkan mengerjakan semua ibadah sebagaimana ketetapan hukum wajib atas orang berpenyakit yang lain.
Mudah-mudahan setelah memahami pengertian ini menjadi tidak ragu lagi untuk menunda waktu haid pada saat haji, memahami waktu yang tepat harus mengkonsumsi obat dan mengerti hal-hal yang menjadi kewaspadaan atau kontra indikasi.
Sumber : dr H Hasto Wardoyo SpoG(K)
Spesialis Kebidanan dan Kandungan,Konsultan Endokrinologi Reproduksi
dan Infertilitas (Bayi Tabung), Bupati Kulon Progo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar